Malam Itu

Aku ingat malam kita pertama bertemu saat sebuah kisah mulai bersua. Bagaimana sesosok bidadari datang, berjalan sendirian mencari kereta kencananya. Sebuah senyum menyungging, aku ingat dengan jelas. Begitu juga aku.

Jalan kita susuri, petualangan bermula pada tanda tanya. Aku tak tahu harus berkata apa, tak juga tahu bagaimana membuatmu betah. Orang-orang pasti bingung melihat kita. Tapi aku tak perduli orang-orang. Kebingunganku yang patut aku perdulikan. Bagaimana bisa aku bertemu denganmu. Bagaimana bisa malam-malamku ternyata dilewati bersamamu.

Kebingungan terbesarku adalah bagaimana kita dipertemukan seperti ini. Aku tidak percaya takdir. Tapi aku percaya akan alam. Seperti mentari yang harus terbit dari barat, barangkali alam yang mempertemukan kita. Kendati demikian, ketakutan mulai menjalari hari-hariku. Apalagi cerita yang kita bagikan satu sama lain malam itu adalah luka yang lama tertutup namun masih berdenyut. Aku takut ... kian hari kian takut. Kebingungan yang tumbuh menjadi ketakutan.

Terlalu...

Komentar

Postingan Populer