Di Teras

Malam ini bulan lebih kuning lagi, lebih kuning dari emas polesan para pengrajin. Di depanku orang lalu-lalang tanpa memperhatikanku. Tak menoleh sedikitpun padaku, tak mendongak sedikitpun pada bulan kuning yang mekar.

Bintang-bintang seperti dedaunan di dahan bulan. Perlahan bergerak ke kanan ke kiri, menari menyembah bulan. Lantas bibirku tersenyum selebar mungkin. Sayang ada sebuah tangis dari timur menggema di telinga, menghapus senyumku. Seorang anak sedang menangis di gendongan ayahnya, ibunya menceracau sang ayah. Langkah mereka teratur. Semakin mendekat, semakin lantang tangisan dan ceracau mereka. Aku melihat ke mata mereka, tak menemu bulan di sana. Seperti yang lain, mereka tak menoleh tak mendongak. Tak bisa tersenyum.

Malam ini bulan lebih kuning lagi, menerangi senyum yang lebar.

Komentar

Postingan Populer